
Hadir juga dalam kegiatan tersebut
Sekda Kabupaten Situbondo Drs. Syaifullah, MM., Direktor Pembibitan dan Direktorat
Jenderal Peternakan Ir. Sugiono,MP., Pembantu Rektor Universitas Jember Prov. Dr.
Moh. Saleh, M.Si., Jajaran Camat se-Kabupaten Situbondo, Mahasiwa Universitas
Jember, Kelompok peternak sapi se-Kabupaten Situbondo dan Komunitas pecinta
sapi Situbondo.
Sambutan Sekda Drs. Syaifullah, MM.
yang intinya mengucapkan minta maaf kepada seluruh undangan bahwa Bupati tidak
bisa hadir karena ada tugas ke Surabaya, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
bagaimana upaya Pemerintah Kabupaten untuk menangani permasalahan yang ada
dimasyarakat, Populasi kondisi peternak diwilayah Situbondo sebanyak 178.560
ekor dan jumlah peternak 435 unit se-Kabupaten Situbondo, “ jelasnya. “

Penyampaian materi oleh Narasumber Dr.Fathor
Rosi menjelaskan bagaimana pengembangan ternak di Kabupaten Situbondo dan
pemanfaatan belatung. Pertanian terpadu yang bertujuan pemanfaatan lahan kosong
yang dapat membuahkan hasil dengan menggunakan pupuk urine dan kotoran ternak
yang sudah di fermentasi, Penerapan ekonomi Bank Syariah yang sudah disepakati
oleh MUI sehingga kebutuhan masyarakat terpunuhi dengan program penggemukan
sapi. Rumah Potong Hewan (RPH) di Situbondo ada tiga tempat Situbondo, Besuki, Asembagus
dan menghimbau kepada para pemantau dapat memastikan cara menyembelih hewan
yang benar sesuai Agama Islam dengan membaca Basmalah sehingga daging yang
dikonsumsi benar benar halal dan pemanfaatan kotoran ternak, urine menjadi
pupuk organik dan pemanfaatan kulit menjadi krupuk kulit dapat diproduksi
sendiri di rumah rumah.
Pembantu rektor Universitas Jember Prov.
Dr. Moh. Saleh, M.Si. sebagai Narasumber tentang Pemberdayaan Usaha di Kelompok
Peternak menyampaikan materi bagaimana sapi yang ada di Situbondo gemuk-gemuk
karena peternak mengetahui bagaimana cara merawat sapi yang benar, Situbondo
menjadi kabupaten sapi banteng sedunia terbesar yang sudah dibudidayakan di Kecamatan
Asembagus dan program Bank Syariah untuk
para peternak sehingga masyarakat bisa meminjam uang untuk membeli ternak
dengan sistem bagi hasil anak ternak sapi kepada Bank Syariah.

Menurut Pasi Teritorial Kodim
0823/Situbondo saat memberikan keterangan setelah selesai dalam kegiatan bahwa
dalam kegiatan ini sangat baik sekali karena telah memberikan sosialisasi
pemanfaatan kotoran ternak, urine menjadi pupuk organik dan pemanfaatan kulit menjadi krupuk kulit dapat
diproduksi sendiri di rumah-rumah. Memberikan bantuan pinjaman lewat Bank Syariah untuk para peternak sehingga masyarakat mempunyai
ternak sendiri. Memelihara ternak sapi dengan cara penggemukan dalam waktu 4
bulan sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Situbondo dan memberikan
pengawasan kepada petugas RPH agar memotong hewan ternak sapi sesuai dengan
aturan dan tidak memotong ternak sapi betina yang masih produktif, “ terang
Pasi Teritorial Kodim 0823/Situbondo. “ (sdd).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar