TK Kartika Mengenang Pejuang Pak Nidin


Situbondo – Senin  (11/11).Nuansa semarak peringatan Hari Pahlawan murid-murid TK Kartika cabang XXXVII Kodim 0823/Situbondo belajar menggenang pahlawanya. Dalam rangka memperingati hari Pahlawan 10 November 2019, TK Kartika cabang XXXVII Kodim 0823/ Situbondo melaksanakan jalan sehat dan foto bersama dengan Patung Kapten Nidin figur pahlawan situbondo.

Di hari pahlawan guru guru TK rengganis mengajak Murid-murid TK agar meningkatkan kecintaan terhadap bangsa. Kegiatan ini juga diharapkan bisa memotivasi anak anak TK Kartika agar memiliki semangat cinta tanah air.

Selain itu, kegiatan ini juga sebagai upaya apresiasi terhadap anak anak TK dalam meningkatkan rasa nasionalisme kebangsaan sejak dini

Terlihat antusias murid-murid TK Kartika cabang XXXVII Kodim 0823/Situbondo, untuk menanamkan wawasan kebangsaan serta menumbuhkan jiwa patriotisme dan cinta tanah air sejak usia dini. Kodim 0823/Situbondo melaksanakan giat edukasi kepada murid-murid TK Kartika cabang XXXVII Kodim 0823/Situbondo tentang perjuangan para pahlawan bangsa dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.

Tampak  peserta didik foto bersama di sela sela pak Nidin, terkait sejarah perjuangan Letnan Nidin dan Letnan Soenardi, dimana monumen patung kedua tokoh sejarah tersebut berdiri dengan gagahnya di halaman depan Makodim 0823 sebagai figur sosok pahlawan pejuang.  Situbondo. (Pen 23).

Semangat 10 November Peringati Hari Pahlawan



Situbondo – Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo, Peringatan Hari Pahlawan yang dilaksanakan di alun alun Kota Situbondo dengan diikuti anggota TNI, Polri, Satpol PP, Damkar, BPBD, PGRI, Korpri, PNS, Pelajar dan Mahasiswa. (Senin 11/11).

Adapun tamu undangan dari kegiatan upacara peringatan Hari Pahlawan ini, antaranya Legiun Veteran Republik Indonesia Situbondo, Wabup Situbondo, Sekda Situbondo, Kapolres Situbondo, Kasdim Situbondo, Kajari Situbondo, Kepala Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Situbondo dan tamu undangan lainnya.

Bupati Situbondo H. Dadang Wigiarto SH selaku inspektur upacara dalam sambutanya mengkisahkan tentang perjuangan para Pahlawan Indonesia yang gigih melawan atau pengusir para penjajah dari buka bumi Indonesia ini.

Kita berkesempatan untuk menjadi pahlawan masa kini, seperti pahlawan pahlawan yang telah gugur merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan para penjajah,” kata Bupati Dadang.

Untuk menjadi pahlawan masa kini, sambung Bupati Dadang, maka semua elemen harus mampu mengimplementasikan semangat atau kobaran saat melawan atau mengusir para penjajah dari Bumi Nusantara ini.

Semangat para Pahlawan yang telah gugur di medan laga patut kita suritauladani. Pahlawan massa kini, harus bisa menjaga cita-cita para pendiri bangsa, cita-cita para pahlawan untuk merawat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini, dengan rasa keimanan dan ketaqwaan kita kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena orang yang beriman pasti akan selalu mencintai bangsa dan negaranya dengan baik,” tuturnya.

Bukan hanya itu yang dikatakan Bupati Dadang pada sambutannya, Bupati juga menjelaskan bahwa Pahlawan massa kini juga harus mampu mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang bermanfaat. Misalnya, mengantarkan kesejahteraan masyarakat, memberikan perlindungan dan keadilan kepada masyarakat dan lain sebagainya.

“Kita yang saat ini memperoleh amanah menjabat apapun, harus mampu menjadi pahlawan dengan cara memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat secara umum,” ujarnya.

Sebutan pahlawan di massa kini, lanjut Bupati Dadang, bisa dikerjakan dengan cara-cara memberikan manfaat kepada orang lain. Yang swasta tetap bisa menjadi pahlawan, yang pejabat bisa juga menjadi pahlawan. Siapa pun orangnya bisa menjadi pahlawan di massa kini, asalkan kita semua mau meletakkan cita-cita para pendiri bangsa untuk kepentingan mengisi kemerdekaan ini dengan baik dan merawat NKRI dari rongrongan orang-orang tak bertanggungjawab,” jelasnya.

Tak hanya itu yang disampaikan Bupati Dadang dalam arahannya pada upacara peringatan Hari Pahlawan. Namun, Bupati Dadang, juga menceritakan sekilas sejarah ketika Jepang kalah dalam perang Dunia ke-2.

Bangsa Indonesia kala itu, berkesempatan untuk meraih Kemerdekaan, seiring dengan adanya tentara sekutu yang melucuti tentara tentara Jepang yang ada di mana-mana, termasuk di Indonesia,” jelasnya.

Akan tetapi, sambung Bupati Situbondo, Kolonial Belanda dengan kelicikannya tetap ingin melanjutkan penjajahannya di Indonesia, karena merasakan manisnya memperoleh keuntungan dari bangsa Indonesia. Kemudian, tentara sekutu ditunggangi oleh kepentingan Belanda dengan mendarat di Jakarta dan di Surabaya. Namun, kobaran semangat para Pahlawan dan Masyarakat Indonesia, khususnya para pahlawan dan masyarakat Jawa Timur di Surabaya tidak mau begitu saja dilecehkan oleh Kedatangan para sekutu yang ditunggangi oleh Belanda.

Pada saat di hotel, lanjut Bupati Dadang, yang sekarang disebut Hotel Majapahit, seorang pejabat Belanda mengibarkan bendera kebangsaan Belanda. Begitu, Masyarakat Jawa Timur mengetahui itu bentuk pelecehan, maka mereka mendatangi Hotel Majapahit menemui kelompok orang-orang Belanda yang ada di Hotel Majapahit itu.
Ketika sesampai di Hotel Majapahit, Masyarakat Jawa Timur melakukan negosiasi secara damai agar bendera Kebangsaan Belanda itu diturunkan kembali. Tetapi orang-orang Belanda itu, justru melakukan kekerasan sampai mengeluarkan pistol untuk menakut-nakuti Masyarakat Jawa Timur yang mendatangi. (Pen23)