Banyuwangi/Situbondo - Kumandang adzan asar yang digaungkan oleh Satgas tim teknis Bintal Rem 083, Lettu Inf Samsul Hidayat di masjid At-Taqwa desa Setail, menjadi tanda bahwa perjuangan TMMD 105 Banyuwangi hari ini telah selesai, Selasa (23/7/2019).
Suara merdu Lettu Samsul seolah menjadi sebuah panggilan bagi anggota TNI khususnya yang bergama Islam untuk menyudahi pekerjaan hari ini.
Segala aktifitas pun terhenti, tak ada lagi prajurit yang memegang palu atau cangkul. Mereka bergegas mengambil air untuk mandi. Membersihakan diri, dan membalut tubuh dengan wewangian. Mendekatkan diri dengan Sang Pencipta semesta setelah seharian lelah bekerja.
Meskipun pekerjaan berat dan terasa menyesakan nafas, namun Ibadah tak pernah mereka tinggalkan sedikitpun. Dalam setiap sujudnya, mereka berdoa agar semua yang telah dilakukannya menjadi sebuah tinggalan yang tidak sia-sia.
Bermanfaat dan membuat warga merasakan keberadaan para tentara Indonesia. Jalan terjal dan sempit, telah disulap oleh para tentara ini menjadi sebuah akses utama roda ekonomi penghubung dua desa.
"Adzan bukan menghentikan pengabdian mereka, melainkan panggilan untuk sejenak bersujud kepada Yang Maha Kuasa," kata Lettu Samsul.
Memang, lanjut Lettu Samsul, pekerjaan mereka mulai sejak pagi hari, dan diakhiri pada sore hari. Waktu asar ini menjadi sinyal bagi kami untuk berhenti beraktifitas hari ini. Wajib beribadah, membuat kami TNI, khususnya seluruh tim TMMD 105 Banyuwangi tanpa terkecuali, menjadi sosok prajurit yang lebih manusiawi. (Pen 23)
Pewarta: Agung Sedana
Suara merdu Lettu Samsul seolah menjadi sebuah panggilan bagi anggota TNI khususnya yang bergama Islam untuk menyudahi pekerjaan hari ini.
Segala aktifitas pun terhenti, tak ada lagi prajurit yang memegang palu atau cangkul. Mereka bergegas mengambil air untuk mandi. Membersihakan diri, dan membalut tubuh dengan wewangian. Mendekatkan diri dengan Sang Pencipta semesta setelah seharian lelah bekerja.
Meskipun pekerjaan berat dan terasa menyesakan nafas, namun Ibadah tak pernah mereka tinggalkan sedikitpun. Dalam setiap sujudnya, mereka berdoa agar semua yang telah dilakukannya menjadi sebuah tinggalan yang tidak sia-sia.
Bermanfaat dan membuat warga merasakan keberadaan para tentara Indonesia. Jalan terjal dan sempit, telah disulap oleh para tentara ini menjadi sebuah akses utama roda ekonomi penghubung dua desa.
"Adzan bukan menghentikan pengabdian mereka, melainkan panggilan untuk sejenak bersujud kepada Yang Maha Kuasa," kata Lettu Samsul.
Memang, lanjut Lettu Samsul, pekerjaan mereka mulai sejak pagi hari, dan diakhiri pada sore hari. Waktu asar ini menjadi sinyal bagi kami untuk berhenti beraktifitas hari ini. Wajib beribadah, membuat kami TNI, khususnya seluruh tim TMMD 105 Banyuwangi tanpa terkecuali, menjadi sosok prajurit yang lebih manusiawi. (Pen 23)
Pewarta: Agung Sedana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar