HINDARI IMPOR PANGAN, KODIM 0823 TERUS ADAKAN RAKOR PERCEPATAN LTT DAN SERAPAN GABAH

Situbondo - Kamis (07/09/2017) Kodim 0823/Situbondo melaksanakan rapat koordinasi dalam rangka percepatan luas tambah tanam dan serapan gabah di wilayah Kab. Situbondo yang di selenggarakan di Aula Makodim oleh staf teritorial, yang di ikuti kurang lebih 100 orang.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Komandan Kodim 0823 (Letkol Inf. Ashari S. Pd) pemimpin rapat,  Kepala dinas pertanian (Ir. Kuntadi ), Anggota BPS (Badan Setatistik Situbondo), seluruh Danramil jajaran Kodim 0823, Perwakilan gapoktan tiap-tiap Kecamatan. Serta tidak lupa dihadiri langsung Kasub DIVRE Kab. Bondowoso (Bapak Adhekan).

Acara diawali dengan Menyanyikan lagu Indonesia Raya serta sambutan Komandan Kodim 0823 Letkol Inf. Ashari S. Pd beliau menyampaikan Untuk melaksanakan ketahanan pangan kususnya pajale (padi jagung dan kedelae) kena apa demikian karena supaya negara kita tidak impor lagi, Kena apa kita dikumpulkan disini karna tuntutan supaya kita melaksanakan percepatan tanam, dan pada tahun 2020 nanti kemungkinan Tol akan terrealisasi untuk itu dengan adanya sarana jalan Tol kita harus memanfaatkan dengan baik untuk itu kita kembangkan pertanian, perikanan, dan peternakan. Pesannya.

“Cara tanam yang baik disampaikan dengan cara jajar legowo, maka dari itu kita harus berubah cara tanam kalo kita tidak mau berubah selamanya kita tidak akan maju, dan yang disampekan oleh mentri pertanian kita harus maju dan mengghindari Impor pangan’. Terang Dandim 0823

Tidak lupa Kadis Han Pangan Kab Situbondo Ir. Kuntadi dalam Sambutan menyampaikan tentang hama wereng coklat yang menyerang pada padi yang mana cara penangananya sangat sulit, Karena dari penelitian-penelitian kami ini mengharap para petani bisa menggunakan pupuk organik karna lahan kita sudah sangat kritis oleh sebap itu kalau kita tidak mengunakan organik kita tidak mungkin mendapatkan hasil yang maksimal. Ungkapnya

Lebih lanjut Ir. Kuntadi menyampaikan Kondisi pupuk yang di serap tanah kita hanya 50% saja jika bahan organik kita yang ideal maka target kita sangat mudah memenuhi target keberhasilan, Kita atisipasi akan kelangkaan pupuk tapi tidak karna kita akan ujicoba pupuk organik kita yang akan kita gunakan, Kita banyak ternak maka kita harus memanfaatkan kotoran ternak kita utuk di ubah menjadi pupuk organik yang baik. Tandasnya.

kasub DIVRE Kab. Bondowoso (Bapak Adhekan) juga menyampaikan dalam sambutannya  menyampekan hasil rapat di Korem 083/Bdj memang betul bahwa ketahanan pangan untuk penyerapanya gabah ada dibulog tapi sangat kecil petani kita menjual kebulog karna harga lebih tinggi daripada harga diluar. ujarnya.

Lebih lanjut Bapak Adhekan menyampaikan Tanam mitra, kami telah mendatangi mereka tapi ternyata juga kendalanya juga tentang harga yang tidak sesuai dan petani sendiri juga tidak mau rugi, Dari sisi lain tapi jangan kawatir walaupun hanya bisa menyerap 20% tapi bulog kita bisa bertahan sampek 7 bulan kedepan. tapi kami juga berterimakasih pada petani kita yang penjualanya gabah ke bulog, bahwa beras kita bisa sampek kesaudara saudara kita yang di Irian dan Madura. Ungkap Kasub Divre Bulog Bondowoso.

Selanjutnya sesi Tanya jawab tang ditanyakan oleh salah satunya Gapoktan Muja menanyakan tentang kelangkaan pupuk serta tentang harga bulog yang rendah dan mengapa di luar bisa lebih tinggi, ujar salah satu penanya bapak Agus.

Komandan Kodim 0823 Letkol Inf. Ashari S. Pd menjawab pertanyaan tersebut menyampaikan Dengan adanya Babinsa kita bukan ahli tani tapi untuk mensupport, mengawal bagi petani-petani kita, termasuk mengecek pupuk alsintan yang didukung dari pemerintah, dan sewaktu Gapoktan maupun petani menemukan kendala di lapangan sebisanya melapor ke Koramil maupun babinsa setempat, tentang pupuk yang langka dikarenakan penggunaan pupuk yang tidak sesuai jatwal pengeluaran pupuk misal pupuk bulan Oktober digunakan di bulan September itulah yang menyebapkan kelangkaan pupuk.

Tentang selisih harga Letkol Inf. Ashari S. Pd menjawab apa yang menyebapkan harga bulog rendah karena ulah selep selep besar yang selalu mengambil harga lebih tinggi, sedangkan bulog untuk harga telah ditentukan oleh pemerintah itulah yang menyebapkan perbedaan harga di lapangan. terang Dandim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar